Sejarah Ditemukannya dan Renovasi Candi Gedong Songo

Hariantrendingtopik.com - Sejarah ditemukannya candi gedong songo dan proses selama renovasi tidak terlepas dari perjalanan waktu yang amat panjang.

Salah satu Destinasi wisata yang terkenal di Kabupaten Semarang sampai ke Jawa Tengah karena pemandangan alam dan nilai historikalnya yaitu Candi Gedong Songo.

Lokasi Kawasan Komplek Candi Gedong Songo sebenarnya tidak tepat berada di Semarang melainkan di Desa Candi, Kecamatan Bandungan serta Desa Jubelan, Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Berlokasi di Kaki Gunung Ungaran serta berada di perbatasan dua desa membuat Candi Gedong Songo Sangat kental terasa nuansa alami dan di ikuti sisi mistiknya. Ada gugusan candi tepat di kaki gunung, jelas pasti ada nilai purba dan seni mistis di atsmosfirnya.

Kawasan Komplek Candi Gedong Songo secara keilmuan memang terbukti dibangun pada perbukitan lereng Gunung Ungaran yang berada di ketinggian 1200 sampai 1400 mdpl, padahal tinggi Gunung Ungara 2050mdpl, artinya lokasi candi berada lebih dari setengah tinggi gunung.

Luas Kawasan Komplek Candi Gedong Songo kurang lebih sekitar 230.161,590M2 dan berada di garis astronomi 110o 19' 46" Bujur Timur dan 07o 12' 6" Lintang selatan. Koordinat GPS -7.2081251,110.3395101, jika kamu butuh map untuk rute kesana.

Diteliti berdasarkan bentuk arsitektur dan ciri-ciri desainnya, Candi Gedong songo dibangun sejaman dengan Candi kawasan Dieng yaitu antara 7-9Masehi. Candi Gedong Songo diketahui merupakan candi agama Hindu berdasarkan arca-arca yang terdapat di sekitar candi.

Arti nama Candi Gedong Songo, "Gedong" yaitu bangungan, "Songo" yaitu bilangan angka sembilan atau digabung dengan arti Candi Sembilan bangunan. Masih misteri kenapa nama yang pertama kali digunakan adalah Gedong songo padahal sekarang hanya ada 5 kompleks candi saja.

Pembangunan posisi candi sangat unik, tiap candi berada di atas sebuah bukit dan tiap bukit mempunyai jarak semakin tingi dan jauh antara satu dengan yang lain. Candi paling bawah adalah Candi ke Satu dan yang masih ada paling tinggi candi ke 5.

Sejarah Ditemukannya dan Renovasi Candi Gedong Songo
Bentuk Struktur bangunan tiap candi memiliki persamaan yaitu terdiri dari 3 bagian, atas tengah dan bawah. Bukan tanpa alasan, ketiga bagian ini memiliki simbol dan arti masing-masing.

Kaki bangunan candi atau Bhurloka melambangkan alam manusia, tubuh atau tengah candi yaitu Bhurvaloka melambangkan alam dimana manusia bertemu atau terhubung dengan dewa, dan bagian kepala atau atas candi Sharvaloka melambangkan alam para dewa.

Penemuan dan Sejarah Pemugaran Candi Gedong Songo

Penemuan Candi Gedong Songo kapan tepatnya pertama kali belum jelas dipelopori oleh siapa, hanya saja awal mulai adanya perhatian untuk penelitian dimulai tahun 1740 dan laporan tersebut dibuat oleh seorang yang bernama Loten.

Seratus tahun kemudian di tahun 1840 nama awal Candi Gedong Songo disebut Candi Banyukuning oleh seorang yang bernama Stamford Raffles.

Stamford Raffles menulis sebuah buku berjudul The History of Java pada tahun 1817 yang menyebutkan gugusan candi disebut Gedoeng Pitoe artinya ada 7 kelompok bangunan, pada masa itu.

Sampai disini bisa disimpulkan jika pertama kali ditemukan dan diteliti ada 7 gugusan atau kelompok bangunan, artinya masih ada 2 komplek bangunan yang tidak terjamah wisatawan.

Pada tahun 1825, Van Braam mempublikasikan tulisannya yaitu Candi GedongSongo berupa media lukisan yang kemudian lukisan tersebut disimpan pada Museum Leiden. Kemudian di tahun 1865 Friederich juga Hoopermans turut serta membuat tulisan Candi Gedong Songo.

Jadi ditahun 1800an sudah dilakukan penelitian yang menghasilkan penemuan bahwa ada 7 gugusan kelompok bangunan candi serta ditemukan lokasi dengan tanda tanda juga ada 2 gugusan komplek candi lain ( sekarang mungkin sudah hilang karena faktor alam ), jika ditotal dan jika 2 gugusan tersebut benar bekas candi maka akan ada 9 komplek candi ( Gedong Songo ).

Ahli purbakala dari Belanda juga turut melakukan penelitian di Situs Candi Gedong Songo pada tahun 1908 oleh Van Stein Callenfels serta tahun 1911 oleh Knebel. Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah komplek candi yang ada serta histori kapan dibangunnya.

Masih pada jaman pemerintahan Belanda, Dinas purbakala waktu itu melakukan pemugaran pada Komplek candi 1 dan 2 di rentang tahun 1930-1939.

Pemugaran candi ke 3, 4 dan 5 dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah pada tahun 1977 yang sudah menjadi pemerintaha Indonesia. Badan tersebut sekarang bernama Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.

Pemugaran dan renovasi Candi serta lingkungannya tetap dilakukan berulang ulang sampai sekarang karena Struktur bangunan candi pada masa itu mudah rapuh dimakan oleh jaman sehingga harus direnovasi agar tetap terlihat sebagai situs gugusan candi yang masih berdiri.

Menariknya Candi Gedong Songo di bangun tepat hampir berposisi di setengah ketinggian gunung Ungaran yang seharusnya menjadi batas hutan pinus.

Lokasinya pun berada di sebuah ceruk dengan titik sumber air panas, artinya lokasi ini pada kala itu benar-benar dicari dan sudah direncanakan dengan sangat matang.

Sisi Misteri yang dapat terlihat oleh mata tentu saja nama Candi Gedong Songo tapi hanya terdapat 5 Gugusan kompleks candi.

Nama Candi Gedong Songo mulai tertulis pada sekitar tahun 1825, artinya kala itu memang ditemukan tanda tanda pernah ada total 9 Bangunan Candi.

Terlepas dari sisi histori dan mistik, Sejarah Candi Gedong Songo memang sangat menarik untuk ditelusuri mengigat seharusnya pada saat itu akses ke lokasi tidak mungkin ada jalan seperti sekarang, pasti hanya setapak dan medan yang sangat berat.